PENDAHULUAN
Dalam Agama islam
dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab
suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari
kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga
bisa berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/
lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.
Percaya kepada
kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib bagi seluruh warga
muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab
Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT
melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang
masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut
orang-orang murtad.
Daftar kitab-kitab Allah
SWT beserta Rasul penerima wahyunya
1. Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS
2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty
3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab
Kitab suci injil yang
saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / Kristen katolik dan protestan
sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya
untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang Al-Quran untuk menjadi penyempurna seluruh
kitab suci yang ada.
PEMBAHASAN
A.
QUR’AN
SURAT AL-BAQOROH AYAT 105
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ
الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ
الْعَظِيمِ
Terjemah Ayat
“Tidaklah suka orang-orang kafir dari Ahlul-Kitab itu , dan
tidak pula orang musyrikin, bahwa akan diturunkan kepada kamu barang suatu
kebaikan daripada Tuhan kamu. Padahal Allah mengkhususkan RahmatNya kepada
barangsiapa yang Dia kehendaki, dan Allah adalah mempunyai karunia yang luas.”
( QS.al baqoroh : 105 )
Tafsir Jalalain Surah Al Baqarah 105
(Orang-orang kafir dan golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak menginginkan) orang-orang musyrik di sini ialah dari kalangan Arab, dihubungkan kepada Ahli Kitab, sedangkan 'min' atau 'dari' untuk penjelasan (diturunkannya kebaikan kepadamu) 'min' di sini hanya sebagai tambahan; sedangkan 'kebaikan' maksudnya ialah wahyu, (dari Tuhan) disebabkan iri hati atau dengki kepadamu. (Sedangkan Allah menentukan rahmat-Nya) atau kenabian-Nya (kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang maha besar).[1]
(Orang-orang kafir dan golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak menginginkan) orang-orang musyrik di sini ialah dari kalangan Arab, dihubungkan kepada Ahli Kitab, sedangkan 'min' atau 'dari' untuk penjelasan (diturunkannya kebaikan kepadamu) 'min' di sini hanya sebagai tambahan; sedangkan 'kebaikan' maksudnya ialah wahyu, (dari Tuhan) disebabkan iri hati atau dengki kepadamu. (Sedangkan Allah menentukan rahmat-Nya) atau kenabian-Nya (kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang maha besar).[1]
B.
QUR’AN
SURAT AL-BAQOROH AYAT 106
(106)مَا نَنْسَخْ مِنْ آيَةٍ أَوْ
نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَا أَوْ مِثْلِهَا أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ
عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Terjemah ayat
Tidaklah
Kami mansukhan dari suatu ayat atau Kami jadikan dia terlupa (niscaya) Kami
datangkan yang lebih balk daripadanya atau yang seumpamanya. Tidaklah engkau
ketahui bahwasanya Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Kuasa.
Asbabun Nuzul Suarat Al Baqoroh Ayat 106
Ibnu ‘Abbas memaparkan bahwa terkadang wahyu turun kepada rosulallah pada malam hari, beliau lupa di siang hari berikutnya . maka Allah menurunkan ayat ini, sebagai jaminan bahwa wahyu allah yang di turunkan tidak mungkin terlupakan. ( diriwayatkan oleh abi hatim dari ikrimah yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas ).[2]
Ibnu ‘Abbas memaparkan bahwa terkadang wahyu turun kepada rosulallah pada malam hari, beliau lupa di siang hari berikutnya . maka Allah menurunkan ayat ini, sebagai jaminan bahwa wahyu allah yang di turunkan tidak mungkin terlupakan. ( diriwayatkan oleh abi hatim dari ikrimah yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas ).[2]
Tafsir
Surah Al Baqarah 106
Tatkala
orang-orang kafir mengecam tentang nasakh/penghapusan atau pergantian hukum dan
menuduh bahwa Muhammad menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengerjakan sesuatu
pada hari ini lalu melarangnya esok, maka turunlah ayat, (Apa saja) disebut
'syarthiyah' yang membutuhkan jawaban (ayat yang Kami hapus) baik hukumnya itu
pada mulanya turun bersama lafalnya atau tidak dan menurut satu qiraat
'nunsikh', artinya Kami titah kamu atau Jibril untuk menghapusnya (atau Kami
tangguhkan) Kami undurkan sehingga hukumnya tidak turun dan bacaannya Kami
tangguhkan di Lohmahfuz. Menurut satu qiraat tanpa hamzah, berasal dari
kata-kata 'nisyaan' artinya 'lupa', sehingga artinya ialah Kami kikis atau
hapus dari dalam kalbumu sehingga kamu melupakannya.
Jawab syaratnya ialah (Kami datangkan yang
lebih baik daripadanya) artinya lebih menguntungkan bagi hamba, baik dalam
kemudahannya maupun dalam besar pahalanya (atau yang sebanding dengannya) dalam
beban yang harus dipikul atau dalam ganjarannya. (Tidakkah kamu ketahui bahwa
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?) Termasuk dalam
kekuasaan-Nya itu nasakh, yaitu menghapus hukum dan mengubahnya, dan mengenai
pertanyaan di sini maksudnya ialah untuk mengukuhkan.[3]
C.
QUR’AN
SURAT AL-MAIDAH AYAT 48
وَأَنزَلْنَآ
إِلَيْكَ الْكِتَـبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ
الْكِتَـبِ وَمُهَيْمِناً عَلَيْهِ فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ اللَّهُ
وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا
مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَـجاً وَلَوْ شَآءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَحِدَةً
وَلَـكِن لِّيَبْلُوَكُمْ مَآ
ءَاتَـكُم فَاسْتَبِقُوا الخَيْرَاتِ إِلَى الله مَرْجِعُكُمْ جَمِيعاً
فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ.
Terjemah Ayat
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.
Tafsir
Ayat
Setelah Allah swt. menerangkan bahwa kitab Taurat tJelah diturunkan kepada Nabi Musa a.s. dan kitab Injil telah diturunkan pula kepada Nabi Isa a.s. dan agar kitab tersebut ditaati dan diamalkan oleh para penganutnya masing-masing, maka pada ayat ini diterangkan bahwa Allah swt, menurunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad saw.[4] kitab suci Alquran yaitu kitab samawi terakhir yang membawa kebenaran, mencakup isi dan membenarkan kitab suci sebelumnya seperti kitab Taurat dan Injil. Alquran adalah kitab yang terpelihara dengan baik, sehingga ia tidak akan mengalami perubahan dan pemalsuan.[5]
Setelah Allah swt. menerangkan bahwa kitab Taurat tJelah diturunkan kepada Nabi Musa a.s. dan kitab Injil telah diturunkan pula kepada Nabi Isa a.s. dan agar kitab tersebut ditaati dan diamalkan oleh para penganutnya masing-masing, maka pada ayat ini diterangkan bahwa Allah swt, menurunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad saw.[4] kitab suci Alquran yaitu kitab samawi terakhir yang membawa kebenaran, mencakup isi dan membenarkan kitab suci sebelumnya seperti kitab Taurat dan Injil. Alquran adalah kitab yang terpelihara dengan baik, sehingga ia tidak akan mengalami perubahan dan pemalsuan.[5]
v KEISTIMEWAAN AL QURAN
Al Quran memilik beberapai keistimewaan yang
berbeda beda dengan kitab samawi sebelumnya,
antara lain :[6]
Pertama, Al Quran
mengandung ringkasan tuhan, yang terkandung
taurat, Injil, dan semua kitab yang allah turunkan,berupa shuhuf-shuhuf. Al Quran
menguatkan kebenaran di bahwanya dengan isinya sendiri, seperti dalm firman
Allah firman Allah surat al maidah 48.
Artinya, Allah menurunkan
al quran kepada rosullallah terkait dengan kebenaran terhadap semua ajaran yang
di bawa, membenarkan kitab kitab tuan terdahulu yang di turunkan kepada para
nabi yang mendahuluinya, dan menjaganya, yakni menetapkan kebenaran yang
terdapat dal kitab-kitab terdahulu dan menjelaskan penyimpangan dan pemutar
balukan fakta yang terdapat di dalamnya. Allah member pertintah pada Rasulullah
saw agar menghukumi diantara manusia, yaitu orang-orang Islam dan Ahli Kitab
dengan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan menjauhi hawa nafsu mereka. [7]
Bagi tiap-tiap
umat Allah menjadikan syari’at dan jalan tentang hukum-hukum amaliyah yang
sesuai dengan situasi dan kondisi. Sedang pokok-pokok akidah, ibadah, etika,
halal, haram dan ketentuan yang tidak boleh berbeda masa dan tempat adalah satu
di semua agama. Allah berfirman” allah telah mensyariatkan agama kepadamu
sebagaimana yang telah di wasiatkan kepada nuh, kami wahyukan kepadamu dan kami
wasiatkan kepada Ibrahim,musa, dan isa agar kalian menegakan agama dan jangan
terpecah belah di dalamnya” ( QS. Asy-Syuro ayat 13 )
Hukum- hukum
amaliyah terdahulu keudan di hapus ( dinasakh) dengan syariat islam dan
hukum-hukum sempurna kekal, dan baik sepanjang masa. Dan diberbagai tempat
sehingga akidah dan syari’at menjadi satu untuk semua orang.
Kedua, Ajaran
Al-Qur’an adalah kalimat Allah yang terakhir untuk member petunjuk pada
manusia. Allah menghendaki agar ajaran Al-Qur’an tetap kokoh sepanjang masa.
Allah menjaganya dari jamahan tangan manusia yang ingin menyimpangkan dan
memutar balikkan, mengubah atau mengganti.[8]
Allah berfirman pada surat Fushilat: 41-42:
¨bÎ)
tûïÏ%©!$#
(#rãxÿx.
Ìø.Ïe%!$$Î/
$£Js9
öNèduä!%y`
(
¼çm¯RÎ)ur
ë=»tGÅ3s9
ÖÌtã
ÇÍÊÈ w ÏmÏ?ù't
ã@ÏÜ»t7ø9$#
.`ÏB
Èû÷üt/
Ïm÷yt
wur
ô`ÏB
¾ÏmÏÿù=yz
(
×@Í\s?
ô`ÏiB
AOÅ3ym
7ÏHxq
ÇÍËÈ
41. Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari
Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan
celaka), dan Sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia.
42.
Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
Ketiga, Allah menghendaki agar Al-Qur’an tetap
kekal dan tidak hancur oleh masa karena sampainya ilmu pada sattu kebenaran
yang bertentangna dengan kebenaran yang lain. Al-Qur’an adalah firmanAllah dan
alam adalah perbuatan Allah. Firman dan perbuatan Nya selamanya tidak akan
bertentangan, bahkan yang satu membenarkan yang lain.
Oleh karena itu kebenaran ilmu selalu
membenarkan kitab yang mendahului dan merealisasikan firman “ akan kami
perlihatkan kepada mereka tanda tanda kekuasaan kami di ufuk dan di dalam diri
mereka sehingga menjadi jelas bagi meraka bahwa Al Quran adalah benar. Tidakkah
cukup menjadi saksi atas segala sesuatu.
Allah Fushilat 53 [9]
óOÎgÎã\y
$uZÏF»t#uä
Îû
É-$sùFy$#
þÎûur
öNÍkŦàÿRr&
4Ó®Lym
tû¨üt7oKt
öNßgs9
çm¯Rr&
,ptø:$#
3
öNs9urr&
É#õ3t
y7În/tÎ/
¼çm¯Rr&
4n?tã
Èe@ä.
&äóÓx«
îÍky
ÇÎÌÈ
53. Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu
adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu?
Keempat, Allah
menghendaki agar kalimatnya bisa disebarkan supaya sampai pada rasio dan
pendengaran sehingga berubah menjadi realitas yang praktis, hal itu tidak akan
terealisasi kecuali jika kalimat allah itu mudah diingat, dihapalkan dan
dipahami. Oleh karenanya, AL-Qur’an diturunkan dengan mudah dan tidak berat
bagi manusia untuk dihapal atau tidak sulit untuk diamalkan.
ôs)s9ur
$tR÷£o
tb#uäöà)ø9$#
Ìø.Ïe%#Ï9
ö@ygsù
`ÏB
9Ï.£B
ÇÊÐÈ
17. Dan
Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang
yang mengambil pelajaran?
D.
Penyimpangan
dari taurat
Iman kepada
taurat yang di turunkan kepada musa adalah rukun iman. Allah member informasi
bahwa di dalam taurat terdapat petunjuk dan cahaya. Allah memuji dengan
firmannya, “ Sesungguhnya telah kami berikan kepada musa dan harun taurat
sebagai cahaya dan peringgatan bagi orang orang yang bertaqwa” ( QS.21:28 ).
Taurat Di
Turunkan Oleh Allah Kepada Musa Tidak dengan Sekaligus sebagaimana orang islam
secara keseluruhan. Sedangkan taurat yang popular pada saat ini, dalam
penulisan dan penulisannya lebih dari satu orang dan pada masa yang tidak sama.
Di dalamnya juga terdapat penyimpangan-penyimpangan. Muhammad farij wudji : “di
antara indikasi penyimpangan secara indrawi bahwa taurat yang popular di
tengah-tengah orang nasrani berbeda dengan taurat yang popular di kalangan
orang-orang yahudi. [10]
Al quran
menetapkan adanya penyimpangan dan memberi informasi kepada orang-orang yahudi
tentang adanya penyimpangan , perubahan dan penggantian yang mereka masukan ke
dalam kitab taurat. Allah berfirman dalam ( QS.2:75 ). “ Apakah kalian
mengharapkan mereka akan beriman kepada kalian ? sesungguhnya di antara mereka
mendengar firman allah, kemudian mereka ubah setelah mereka fikirkan padahal
mereka mengetahui ”
Mereka berani
terhadap kitab Allah dan mengubahnya untuk memnyembunyikan kebenaran di
dalamnya dan melupakan nilai-nilai yang telah di jelaskan allah di dalam
taurat. Dengan demikian, di sisi mereka hanya tinggla sebagian yang tersisa
dari taurat yang benar. Allah berfirman “ di antara orang-orang yahudi terdapat
golongan yang merubah firman Allah dari tempat yang sebenarnya”. ( QS. 4:47 )
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#qè?ré&
|=»tGÅ3ø9$#
(#qãYÏB#uä
$oÿÏ3
$uZø9¨tR
$]%Ïd|ÁãB
$yJÏj9
Nä3yètB
`ÏiB
È@ö6s%
br&
}§ÏJôܯR
$\dqã_ãr
$yd¨çt\sù
#n?tã
!$ydÍ$t/÷r&
÷rr&
öNåks]yèù=tR
$yJx.
!$¨Yyès9
|=»ptõ¾r&
ÏMö6¡¡9$#
4
tb%x.ur
ãøBr&
«!$#
»wqãèøÿtB
ÇÍÐÈ
47. Hai orang-orang
yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan
(Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka
(mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami
telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. dan
ketetapan Allah pasti berlaku.
Awal
argumentasi tentang validitasi kritikan al quran dengan taurat yang popular
yang isi keseluruhannya bukan kitab taurat musa sebagaimana yang telah di
jelaskan oleh allah sebagai cahaya dan petunjuk adalah keterangn yang terdapat
dalam taurat tentang sifat allah yang tidak sesuai dengan keagungan dan
kesempurnaan-Nya. Di dalam “ sifrit takwin,” 3: 23 ( sebuah nama untuk sebagian
kitab taurat ) terdapat keterangn bahwa tuhan bersabda “ tuhan adalah zat yang
mempunyai manusia dan dia seperti orang satu dari kita. Dia mengetahui yang
baik dan yang jahat.” Di dalam “ sifrit takwin” 6 : 6 juga terdapat keterangan
bahwa tuan itu susah mengerjakan manusia dan berduka cita di dalam hati-Nya.[11]
Apakah rasional
bahwa ketentuan itu firman allah ? apakah benar kesusahan dan kedukaan cita
terhadap sesuatu yang di kerjakan di hubungakan kepada allah ? demikian juga
keterangan yang tedapat dalam kitab tersebut tentang tertimpanya kesucian para
nabi dan hilang bersama harta mereka dari pemeliharaan, kedudukan yang tinggi
dan budi pekerti yang baik. Tentang Ibrahim mereka berkata : ” Ibrahim adalah
pendusta, lantas berzina dengan kedua putrinya. Harun mengajak orang-orang
israil menyembah anak sapi, daud berzina dengan istri auriya, dan sulaiman
menyembah berhala karena menyenagkan istrinya.”
Apakah argumentasi terhadap penyimpangan itu
lebih kuat dari pada keterangan ini ? pengeritik dari kalangan juru damai
yahudi memaksa dirinya mengakui kebenaran itu, yakni bahwa taurat telah di
ubah. hakhom bares agulian weil menjelaskan aliran mereka dalam bukunya” Aliran
Yahudi “.[12]
E.
Penyimpangan
dari injil
Injil di
turunkan kepada isa sebagaimana taurat yang di turunkan kepada musa. Keduanya
adalah firman allah. Hanya saja injil mengalami penyimpangan sebagaimana yang di alami oleh taurat.[13]
Allah berfirman “ sebagian orang yang berkata : ‘ sesungguhnya kami orang-orang
nasrani,’perjanjian mereka telah kami ambil. Mereka meluakan sebagian dari
apa-apa yang telah di peringatkan kepada mereka. Diantara mereka kami timpakan
permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Allah akan mengkabarkan kepada
mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan” ( QS. 5 :14 )
Cukup untuk
menvaliditasi argumentasi terhadap penyimpangandi dalam kitab-kitab injil yang
popular di tengah-tengah orang-orang nasrani pada saat ini.terdapat empat kitab
injil yang di pilih dari sekitar tujuh puluh kitab injil. Kitab-kitab injil
tersebut telah mendapat editasi penulisan tentang sejarah isa. Para
pengarangnya telah popular dan nama-nama mereka telah tercatat. Pengkritik dari
kalangan orang-orang Kristen telah menetapkan diri mereka bahwa Injil adalah
pendapat paulus bukan dari para pengikut setia isa dan orang-orang yang paling
dekat dengannya.
Di dalam
perpustakaan seorang perdana mentri panggeran paris telah di temukan salinan injil
barnabas yang di cetak oleh percetakan “Al Marjan” setelah di
terjemahkan ke dalam bahasa arab. Kitab itu sangat bertentangn dengan injil
yang empat.
Al-Qur’an
sebagai kitab Allah yang terakhir mempunyai perbedaan dengan kitab-kitab lain,
sebagai berikut : [14]
Pertama Kitab-kitab
suci yang ada dalam kalangan berbagai bangsa itu hanya ditujukan kepada suatu
golongan manusia tertentu. Ajaran-ajarannya terutama perundang-undangannya
dimaksudkan untuk menjalankan pada waktu tertentu pula, sesuai dengan kondisi
dan tempatnya. Kini tidak butuhkan lagi dan tidak pula dapat dijalankan.
Berbeda dengan Qur’an, semua ajaran dan perundang-undangannya dapat diamalkan
pada tiap-tiap tempat di bumi ini dan dalam segala zaman. Ajaran Qur’an
universal untuk seluruh manusia sampai akhir zaman.
Kedua, bahwa
teks asli dari kitab yang telah lalu itu telah hilang sama sekali, yang ada
hanya salinannya saja pada hari ini. Dalam pada Al-Qur’an sekarang masih
seperti yang pernah diturunkan kepada Muhammad pada 14 abad yang lalu. Sedikit
pun tidak pernah berubah, hatta satu huruf sekali pun.
Ketiga, kitab-kitab
suci yang telah lalu dikirim dalam bahasa yang telah mati sejak beberapa abad
yang silam. Tidak ada suatu bangsa di atas bumi ini yang bercakap-cakap dengan
bahasa-bahasa itu dalam masa kita, hanya sedikit sekali orang yang mengerti.
Sebaliknya Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa yang hidup. Hari ini berjuta-juta
manusia berbicara dengan bahasa Qur’an, ia tetap menjadi standar bahasa Arab
modern
Keempat, bahwa
kitab-kitab itu telah bercampur aduk antara wahyu-wahyu Allah dengan
perkataan-perkataan manusia. Akan tetapi Qur’an dibuktikan oleh sejarah, bahwa
ia tetap orisinil sebagai wahyu Allah, kemurniannya terjamin terus.
Kelima, sejarah
turunnya ayat-ayat dan kalimat-kalimat, kitab-kitab itu serta sejarah
penulisannya telah kabur. Ia sama sekali tidak mengandung dasar-dasar sejarah
walaupun pada surat-surat yang paling pendek, dimana dasar-dasar itu sangat
fundamental bagi kitab Samawi atau bagi ajaran-ajaran seorang Nabi.
Dalam
pada itu Qur’an mempunyai sejarah yang terang benderang. Bahkan setiap ayat
Qur’an dapat diketahui dengan jelas tentang sejarah, dimana, kapan dan sebab
musabab turunnya.
REFERENSI
Ash
shabuni, M ,Ali, Cahaya Al Quran, Pustaka Al Kautsar, Jakarta,2002
Bahreisy, Salim,Tafsir Ibnu Katsir,Surabaya,PT. Bina
ilmu,1986
Muhammad bin ahmad,Jalauddin, Tafsir Jalalain,Jakarta,Al
Haromain
Mustafa ,Ahmad, Tafsir Al Maraghi 6, Toha Putra, Semarang,
1993
Prof. Soernarjo, Al Quran Dan Terjemahnya, ,yayasan
penterjemah dan penafsir Al Quran,Jakarta,1971
Sabiq,Sayyid, Akidah Islam, Surabaya, al Ikhlas, 1996
Shihab,M. Quraaish, Tafsir Al Misbah, Jakarta,Lentera Hati,2002
MAKALAH
“PERBEDAAN AL QURAN DENGAN
KITAB SUCI SEBELUMNYA”
Oleh
Imam Achirullah
Pembimbing
Dr. Aibdi Rahmat M.Ag
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
2013
[1] Jalauddin Muhammad bin ahmad, tafsir jalalain,Jakarta,al haromain,
h :15
[2] K.H Shaleh dkk, asbabun nuzul, bandung, Cv.Penerbit
Dipononegoro,2000, h : 29-30
[3] Jalaluddin Muhammad bin ahmad, op.cit , h :16
[4] Salim bahreisy,tafsir ibnu katsir,Surabaya,PT. bina ilmu,1986,h
:111
[5] M. quraaish shihab, tafsir al misbah, Jakarta,lentera hati,2002,h
110-111
[6] sayid,sabiq,akidah islam,Surabaya, al Ikhlas,1996 h : 166-168
[7] Jalaluddin Muhammad bin ahmad, op.cit ,h :102
[8] sayid,sabiq, op.cit ,h :168
[9] Prof. soernarjo, al quran dan terjemahnya,1971,yayasan penterjemah
dan penafsir al quran,Jakarta,h 781
[10] Sayid,Sabiq Op.cit, h : 169
[11] Op.cit, h : 169
[12] Op.cit, h : 170
[13] Op.cit, h : 170-171
[14] Op.cit, h : 172-73